Minggu, 08 Maret 2020

Manusia dan Teknologi. Akankah menuju Manusia Teknologi?

Ket. Robot Sophia dan Manusia

Kita memasuki era dimana teknologi menjadi senjata paling termuktahir bagi kehidupan manusia. Bagaimana tidak? Manusia secara hakikat merupakan makhluk sosial dan juga makhluk ekonomi. Maka dari itu dapat pula disematkan pada dirinya bahwa manusia juga berkebutuhan dan berkepentingan. Secara ekonomi, kita mengetahui bahwa kebutuhan secara intensitasnya terbagi menjadi 3, yakni primer, sekunder dan tersier. Dahulu kala teknologi masih terbilang kebutuhan sekunder namun jika kita menilik pada fakta yang ada pada era mordernitas kini mungkin dan bahkan bisa jadi teknologi merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap insan yang hidup di muka bumi ini. Handphone harus dipenuhi oleh setiap manusia sebagai kebutuhannya. Televisi, motor, mobil juga hampir dimiliki setiap keluarga dan begitupun teknologi lainnya yang menghiasi rumah dan lingkungan kita berada. Yaa, teknologi merupakan alat bantu dan penunjang kehidupan namun kini juga dapat menjadi penunjang perekonomian beberapa kalangan dan profesi yang memanfaatkan alat ini, termasuk penulis blog ini jikalau boleh jujur hehe.

Latar Pemikiran Penulis dalam Menulis ini

Berdasarkan pengetahuan penulis atas referensi yang di dapatkan dari tulisan Yuval Noah Harari, yakni penulis asal Israel yang juga pernah melakukan studi di Oxford, Inggris. Ia menulis beberapa buku diantaranya : Sapiens, Homo Deus dan 21 Lessons for 21st Century. Dimana ketiga buku tersebut merupakan salah satu tumpuan penulis dalam beberapa artikelnya.
Sapiens adalah bahasa ilmiah dari manusia, yang berarti bijak. Berisi tentang hikayat-hikayat tentang kemanusiaan atau cerita manusia dengan rasa ilmiah modern yang penuh dengan bukti empiris. Manusia dalam perkembangannya berawal dari kasta tengah di dalam piramida kehidupan, dapat naik hingga menjadi penguasa di darat yang tunggal. Berawal dari inovasi-inovasi yang mereka lakukan dalam meniru alam, tumbuhan hingga binatang yang melahirkan kerjasama kuat untuk menaklukkan dunia.
Homo Deus  adalah bahasa yang dalam pemaknaannya adalah manusia yang ingin dan menuju ketuhanannya. Atau dalam arti makna tersebut secara tersirat menginginkan adanya keabadian. Hal ini dibuktikan dengan penemuan-penemuan terbaru yang sungguh tak lazim pada stuktural fisik manusia yang tak lain sudah terkontaminasi oleh mekanik, robotik dan medis. Rekayasa semacam itu yang menjadikan manusia memperpanjang usia dan daya mereka menuju tuhan yang abadi di bumi ini.
21 Lessons  adalah buku yang berisi temtang isu-isu yang hangat dilihat sekarang. Jika Sapiens berfokus pada masa lalu tentang asal usul manusia, dan homo deus berfokus pada masa depan manusia pasca mendapatkan kekuatan untuk menaklukkan alam bahkan memungkinkan ia menjadi mahluk terkuat . Maka 21 lessons lebih membahas dan berisi tentang masa kini. Beberapa topik yang diangkat yakni tentang perang nuklir yang bisa saja terjadi, bencana ekologis karena pemanasan global  yang disepelekan hingga isu tentang teroris yang di anggap kecil tetapi dianggap dengan reaksi besar oleh negara adidaya US.
Berakar dari ketiga tema buku yang bertajuk  manusia dan teknologi tersebut sesungguhnya manusia juga dihadapkan oleh perang teknologi. Bayangkan!, manusia dapat membuat, merancang, mencanangkan, merekomendasikan,  dan menggunakan teknologi sebagai kebutuhan dan kepentingan khusus bagi dirinya. Tetapi apakah manusia juga memikirkan efek samping dari teknologi? Yaa, jauh hari sudah ditekankan bahwa adanya teknologi dirancang dan diciptakan sedemikian rupa untuk membantu manusia dalam berbagai ruang lingkup dan sendi kehidupan. Tetapi tetap saja beberapa diantaranya menjadikan teknologi menjadi sesuatu yang berlebihan dan justru kebergantungan yang menyebabkan beberapa pengaruh psikologis manusia.
Sesungguhnya manusia dan teknologi  dalam kehidupan dapat dikatakan sebagai suatu perjalanan yang saling beriringan. Tetapi lambat laun teknologi sudah semakin melekat pada diri manusia dan menggiring suatu oponi baru bahwa manusia teknologi adalah spesies terbaru yang mungkin akan muncul dalam era mordernitas ini (canda dikit hehe).
Oleh karena itu penulis meyeruakan di era industri 4.0 yang bertajuk digitalisasi ini kepada pembaca untuk memperhatikan tingkat kesadarannya (consientitation) sebagai manusia di bumi dan  manusia ciptaan Tuhan yang nanti akan dibahas pada artikel setelahnya.

Previous Post
Next Post

2 komentar: