Sejak awal abad ke-14 sampai akhir abad ke-18,
Eropa sedang memasuki periode Zaman Penjelajahan. Orang-orang Eropa mulai
berlayar mencapai daerah baru yang umumnya merujuk pada benua Amerika atau
daerah lain yang belum pernah diketahui sebelumnya. Sebuah periode yang
menandai dimulainya era kolonialisme. hal ini dilatarbelakangi oleh penaklukkan
konstantinopel oleh bangsa turki, yang mengharuskan masyarakat eropa mencari
sendiri rempah-rempah ke timur jauh. Dari sederet tokoh Eropa yang muncul
memimpin ekspedisi pelayaran dan penaklukan, nama Hernan Cortes mencuat sebagai
orang Spanyol yang sukses menundukkan kerajaan Aztec sekarang Meksiko secara
penuh. Bagaimana Cortes menaklukkan kerajaan Aztec ? siapa sebenarnya cortes ?
simak ulasan dan fakta menariknya berikut.
Kata Aztec berarti
"orang-orang dari Aztlan’’ yakni tempat yang dimitoskan sebagai negeri asal beberapa
suku bangsa yang bermukim di kawasan tengah Meksiko. Suku bangsa ini tergolong
besar dan diperkirakan memiliki penduduk yang padat saat itu, dengan
perekonomian mengandalkan perdagangan yang berbasis pertanian jagung. Suku
bangsa ini tak memiliki mata uang sendiri, system perekonomian dalam transaksi
menggunakkan system barter barang. Kain dan buah kakao sering digunahkan untuk
menukar kebutuhan pokok saat itu. System pemerintahan Aztec adalah kerajaan dimana
seorang raja ditunjuk sebagai pemimpin dengan dibantu beberapa penasihat. Dalam kebudayaan Aztec memiliki kepercayaan
menyembah patung yang dianggap menjembatani manusia dengan dewa, serta
mengadakan upacara persembahan dengan mengorbankan tumbuhan, binatang, bahkan
manusia. Melalui sejarah lisan atau legenda maupun dari dokumen tertulis abad 16
dan 17 yang merupakan laporan saksi mata penakluk Spanyol, penemuan arkeologi,
dan naskah kuno.
Awal Mula Petualangan
Cortes
Bernama
lengkap Hernán Cortés, marqués del Valle de Oaxaca, ia
lahir di Medellin, provinsi Extremadura, Spanyol pada 1485 dari pasangan Martin
Cortés de Monroy dan Catalina Pizarro Altamirano. Keluarganya merupakan
golongan priyayi yang dihormati meski tak sekaya dan sebesar priayi lainnya. Cortes, yang dikenal sebagai penakluk sukses,
sejatinya tak punya jam terbang tinggi dalam hal perang. Pendidikan terakhirnya
adalah ilmu hukum di University of Salamanca dan tidak tamat. Baru dua tahun
kuliah, ia merasa bosan dan memutuskan berhenti. Cortes berpaling dari dunia
pendidikan dan mulai terpesona dengan kisah-kisah penemuan emas dan kekayaan
lainnya di Dunia Baru.
Apa
yang dimaksud dengan "Dunia Baru" di zaman itu adalah daratan benua
Amerika. Kata tersebut muncul pada abad ke-15 berbarengan dengan dimulainya
Zaman Penjelajahan. Penyebutan Dunia Baru muncul karena sebelumnya orang Eropa
hanya menganggap bahwa dunia ini diisi oleh daratan Eropa, Asia, dan Afrika
(Dunia Lama). Cortes berlayar menuju kota Azua di Hispaniola (kini di Republik
Dominika) pada 1504 saat umurnya masih 19. Menghabiskan waktu selama tujuh
tahun, ia diketahui pernah bekerja sebagai notaris dan petani. Pengalaman menaklukkan
Dunia Baru datang saat ia bergabung bersama ekspedisi Diego Velázque ke Kuba
pada 1511.
Velázque sukses menguasai Kuba dan mendapat
jabatan sebagai Gubernur, sedangkan Cortes bekerja sebagai pegawai bendahara
dan pernah menjabat walikota Santiago. Pengalaman selama menaklukkan Kuba bikin
Cortes terobsesi memimpin sebuah ekspedisi sendiri. Ia kemudian minta izin ke
Velázque pada 1518 untuk berangkat ke Meksiko. Velazque mulanya sempat mengizinkan. Tapi belakangan ia punya firasat
tak enak kepada Cortes yang dipandang punya potensi menjadi seseorang yang haus
kekuasaan. Singkatnya, Cortes tetap berangkat pada 1519 meski tak dapat restu
Velázque.
Menaklukkan Aztec
bermodal 600 prajurit dan senjata api
Pada
4 Maret 1519, tepat hari ini 499 tahun lalu, iring-iringan Cortes berisi sekitar 600 pria,
termasuk para budak dari Afrika, deretan kuda, dan artileri mulai memasuki
kawasan Meksiko. Beragam versi memunculkan nama lokasi yang menjadi pendaratan
pertama rombongan Cortes. Ada yang menyebut di daerah Veracruz, Cozumal,
Cabo Catoche, Yucatan, dan lainnya. Setelah
mengkolonisasi daerah yang menjadi pendaratan pertama, pasukan Cortes kemudian bergeser ke Tabasco.
Mereka memulai pertempuran dengan penduduk lokal pada 25 Maret 1519 di lembah
Cintla.
Kekuatan tak seimbang, penduduk asli kesulitan membasmi
pasukan Spanyol yang bersenjata dan berseragam besi itu. Sebanyak 800 orang
Tabasco terbunuh dan hanya berbalas dua orang Spanyol yang mati. Orang Tabasco
menyerah dan bersumpah setia kepada Spanyol. Salah satu kepala suku memberi
Cortes seorang budak wanita bernama Malinche yang kemudian dinikahinya. Cortes memanfaatkan Malinche
sebagai pemandu lokal sekaligus penerjemah bahasa. Malinche yang fasih bahasa
Aztec dan Maya belajar bahasa Spanyol. Wilayah Tlaxcala jadi target berikutnya.
Diketahui bahwa daerah tersebut dalam pengaruh kekuasaan kerajaan Aztec.
Meski kerajaan Aztec punya pengaruh dan
kekuatan besar di Meksiko, tak semua daerah Meksiko sepenuhnya tunduk atau
suka. Tokoh lokal Tlaxcala bernama Xicotenga adalah salah satunya. Mereka
berkongsi dan menggabungkan kekuatan untuk pergi menuju ibukota kerajaan Aztec
di Tenochtitlan. Niatan Cortes yang hendak menaklukkan kerajaan besar Aztec tak
sepenuhnya didukung para prajuritnya. Mereka melihat bahwa Cortes makin jauh
melangkah mengabaikan instruksi Velázquez di Kuba. Mengetahui hal tersebut,
Cortes menghancurkan seluruh kapal guna memastikan mereka tak pergi
meninggalkan barisan. Langkah ini berhasil. Para prajurit meneruskan perjalanan
bersama Cortes ke Tenochtitlan. Rombongan
Cortes tiba di Tenochtitlán pada 8 November 1519 setelah menghabiskan tiga
bulan karena sulitnya medan.
Dianggap reinkarnasi dewa
Tampaknya kedatangan Cortes bertepatan dengan
sebuah ramalan kepercayaan Aztec tentang adanya dewa berkulit putih yang datang
dari timur. Inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa Raja Montezuma
menyambut kedatangan Cortes dengan limpahan hadiah dan mengajak tur ke seantero istana
Aztec. Penyambutan gila-gilaan orang
Spanyol di tanah Aztec rupanya memicu kekacauan di kalangan masyarakat
setempat. Keadaan makin runyam manakala Cortes langsung menyandera Montezuma
dan menuntut uang tebusan yang besar kepada bangsa Aztec. Sedangkan pasukan
Spanyol dikerahkan untuk menguasai kota Tenochtitlan. Malang, Montezuma
meregang nyawa di tangan bangsanya sendiri setelah dirajam batu. Masih dalam suasana pertempuran, seperti diungkap
Buddy Levy dalam Conquistador: Hernan Cortes, King Montezuma, and the
Last Stand of the Aztecs (2008), Velázquez menerjunkan pasukan untuk
menangkap Cortes pada April 1520 karena dianggap telah melanggar perintah.
Cortes memberikan perlawanan kepada pasukan Velázquez dan berhasil mengalahkan
mereka. Ia kembali ke Tenochtitlan dengan keadaan orang-orang Aztec hendak
memberontak kepada Spanyol dan mengusir keluar.
Cortes tak hilang akal. Ia mulai
mengkonsolidasi kekuatan dengan cara menguasai daerah-daerah pinggiran
Tenochtitlan dan mendapatkan sekutu. Dengan kekuatan besar ini, Cortes menyerbu
Tenochtitlan kembali dan berhasil menguasai kota pada Agustus 1521 setelah tiga
bulan pengepungan. Setelah kemenangan, sebuah pemukiman baru bernama Mexico City berdiri di
atas reruntuhan kerajaan Aztec. Cortes hendak menegaskan bagaimana ia bisa menaklukkan
peradaban Aztec dan merebut Meksiko di bawah kendalinya. Sesuatu yang sudah ia
impikan sejak di Spanyol.
Orang Spanyol membawa penyakit
Ambisi Cortes menyebabkan praktik kekejaman besar kepada penduduk
pribumi Meksiko. Peradaban Aztec yang eksis sejak tahun 1300, menguasai sekitar
80.000 mil persegi, dan berisi 15 juta orang harus berakhir di tangan orang Spanyol. Sebuah wabah
mematikan yang menyerang
pada tahun 1545 juga turut mempercepat berakhirnya era masyarakat Aztec karena
merenggut nyawa jutaan orang dalam waktu lima tahun. Pada puncak penaklukan Spanyol,
deretan daerah jajahan ini diberi nama Spanyol Baru. Wilayahnya meliputi
Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Serikat Barat Daya dan Selatan, Hindia Barat
Spanyol, Florida Spanyol, Filipina, dan beberapa pulau-pulau di Pasifik.
Akhir Perjalanan
Cortes
Cortes
sempat diberi jabatan sebagai Gubernur Jenderal untuk Spanyol Baru pada 1523.
Jabatan ini merupakan suatu kehormatan besar dan puncak dari karier seorang
penakluk (conquistador).
Tetapi pemerintah Spanyol khawatir bahwa Cortes akan menjadi orang yang
terlampau kuat.
Jabatan Gubernur Jenderal dilucuti setelah ia
pulang dari ekspedisi ke Honduras pada 1524. Cortes menyempatkan pulang ke
Spanyol pada 1528. Ia menghadap raja Charles V selaku penguasa Kerajaan Spanyol
saat itu, memohon agar mandat jabatannya dikembalikan lagi. Permintaan Cortes
hanya berakhir pada jabatan kapten jenderal, tidak lebih. Saat kembali ke Meksiko pada
1530, ia tak lagi menjadi orang kuat. Pengaruhnya terbatas dan aktivitasnya
dipantau. Setelah sempat melanjutkan ekspedisi penjelajahannya ke Amerika
Tengah, ia akhirnya pulang kampung pada 1540 dengan memendam rasa kecewa. Ia
lalu memutuskan pensiun dari dunia penjelajahan yang berujung pada kolonialisme
itu. Di sebuah perkebunan dekat Sevilla,
Cortes mengembuskan napas terakhir pada 2 Desember 1547 akibat penyakit
paru-paru yang menggerogotinya.
Perjalanan
dan pertualangan cortes memang berliku dan panjang, penuh dengan peperangan dan
intrik politik. Walau cortes menutup usia dengan penyakit, cortes dan
orang-orang spanyol saat itu memang sangat menyukai emas, dari pada
keselamatannya sendiri. Ketika pribumi Aztec menanyai cortes mengapa
orang-orang spanyol sangat tergila-gila dengan emas ? cortes hanya menjawab “porque yo y mis amigos padecemos una
enfermedad del hígado, que solo puede tratarse con oro.” Kurang lebih berarti “karena saya dan
kawan-kawan saya menderita penyakit hati, yang hanya bisa diobati oleh emas.”
Like 👍🏻
BalasHapus👍
BalasHapusTulisannya bagus, penyampaiannya juga menarik..
BalasHapusCuman minta tambahin sumber referensinya dong😊
Mantapps
BalasHapus