Rabu, 11 Maret 2020

Kunjungan Raja dan Ratu Belanda, kembali untuk rempah-rempahkah ?



Kunjungan raja dan ratu belanda ke Indonseia penuh dengan hal-hal menarik. Bagaimana tidak hubungan lika-liku antara kedua negara memang sering pasang dan surut. Setelah serangkaian perang dan penjajahan untuk memperjuangkan kebebasnya, bangsa Indonesia mendapat kunjungan dari belanda yang sebelumnya menjajah sekian lama. Sebelumnya Belanda datang ke Indonesia memang tertarik dengan rempah-rempah yang hanya bisa tumbuh baik dibumi nusantara, ternyata melihat agenda yang akan dilakukan oleh keluarga kerajaan Belanda memang menegaskan akan adanya hubungan dagang antara kedua mantan musuh ini, lalu apakah mereka kembali untuk rempah-remapah ? simak fakta menariknya berikut ini :

Kedatangan Raja dan Ratu Belanda


Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa 10 Maret 2020. Kunjungan ini diketahui bukan yang pertama kali. Ratu Maxima pernah berkunjung pada 2016 dan kembali ke Indonesia pada 2018.  Raja Alexander dan Ratu Maxima tiba di Istana Kepresidenan Bogor dan diterima langsung Jokowi dan Ibu Negara Iriana. Acara diawali upacara penyambutan tamu negara dengan iringan lagu kebangsaan masing-masing yang dikumandangkan secara instrumental. Ratusan anak SD berpakaian adat dan membawa bendera juga turut menyambut kedatangan Raja Alexander dan Ratu Maxima. g. Nantinya Jokowi dan Raja Alexander dan Ratu Maxima akan memberikan keterangan bersama tentang pertemuan tersebut. Rencananya Raja Willem dan Ratu Maxima akan melakukan kunjungan ke sejumlah wilayah di Indonesia hingga 13 Maret mendatang. 

Apa tujuan kunjungan Raja-Ratu Belanda?
Dari agenda kunjungan yang dirilis ke publik, pemerintah Indonesia dan Raja serta Ratu Belanda tidak dijadwalkan membicarakan masa lalu. Pelaksana Tugas Juru (PLT) Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan kunjungan itu akan berfokus pada kerja sama yang saling menguntungkan. "Kunjungan ini akan kita bersama-sama manfaatkan untuk meneguhkan kerja sama ke depan yang saling menguntungkan, khususnya di bidang ekonomi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia," ujarnya. Pernyataan resmi Kerajaan Belanda mengungkapkan hal senada.

Agenda bisnis dan membawah para Investor


"Kunjungan kenegaraan menegaskan hubungan dekat dan luas antara kedua negara dan akan diarahkan untuk kerja sama di masa depan." Ujar Teuku Faizasyah. Indonesia berencana  mengekspor sejumlah komoditas ke Belanda, yang tentu sajah sangat dibutuhkan di negara Belanda. Barang-barang dan produk yang akan dikirim ke Belanda  di antaranya minyak sawit, asam lemak monokarboaksilat, dan biodiesel. Sementara, Belanda menawarkan barang serta produk untuk diekspor seperti minyak sulingan, kendaraan bermotor pengangkut barang, hingga olahan makanan ke Indonesia. Ratusan pengusaha Belanda akan ikut dalam rombongan Raja dan Ratu Belanda, ikut menegaskan bahwa mereka serius untuk program jangka panjang ini.

Apa sih kegunaan dari produk yang di ekspor ke Belanda?

Melihat manfaat Minyak sawit, umumnya digunakan sebagai minyak goreng. Seperti yang terdapat di Afrika, Asia Tenggara, dan negara-negara tertentu di Amerika Selatan. tetapi, minyak kelapa sawit juga digunakan untuk memproduksi bahan bakar bio untuk kendaraan bermotor dan pesawat, juga bisa bermnfaat untuk bidang kesehatan dan terpenting kecantikkan. Sedangkan asam lemak monokarboaksilat berguna untuk kecantikan dan meningkatkan daya ingat, lalu biodiesel memang secara tidak langsung berhubungan dengan kegunaan minyak kelapa sawit. Dimana penggunaan energy alternative memang sering di genjar-genjorkan penggunaannya di Eropa. Hal ini juga berguna untuk Indonesia yang menerima minyak suling hasil olahan minyak mentah, yang kenyataannya belum bisa mengeolah sendiri minyaknya.
Melihat kedatangan belanda ke Indonesia tentu mendatangkan keuntungan sendiri untuk negara kita. Melihat musuh bebuyutan yang dulu saling serang demi membela kepentingan masing-masing sekarang duduk bersama membahas hubungan jangka panjang. Tapi sebagai warga negara yang paham betul betapa kejamnya Belanda saat menjajah dulu tentu saja menolak kedatangan mereka. Tapi terlepas itu sebagai negara tentu tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantauan negara lain, hal ini berlaku untuk Indonesia bahkan Belanda sendiri.